Fakta Gahar BIN, Badan Intelijen NKRI

Fakta Gahar BIN, Badan Intelijen NKRI – Kalau ngomongin agen rahasia, di benak kita pasti langsung teringat nama-nama beberapa organisasi rahasia keren, seperti FBI, CSI, Mossad, MI6, dll. Kelompok-kelompok ini memang luar biasa. Mereka tampaknya mampu menyelesaikan tugas-tugas mustahil yang bahkan telah diserahkan oleh pasukan elit.

Fakta Gahar BIN, Badan Intelijen NKRI

eyespymag – Soal badan intelijen, Indonesia juga punya hal seperti itu. Namanya BIN. Sama seperti FBI dan lembaga lainnya, BIN ini juga memiliki kualifikasi yang luar biasa. Mereka sangat pintar sehingga mereka mahakuasa dan memiliki kemampuan militer yang sebanding dengan pasukan khusus.

Apakah BIN kita sebagus itu? tentu saja. Kalaupun dibandingkan, agen rahasia Indonesia ini tidak kalah saing dengan FBI, dan reputasi FBI ada dimana-mana. Mengenai BIN, ada beberapa fakta yang sangat serius, meski BIN merupakan lembaga non kementerian di Indonesia, namun ia juga bekerja sama bersama pasukan elit.

Tentu saja, ini tidak boleh dianggap enteng. Pada masa kemerdekaan, Badan Intelijen Negara bekerja sama dan bersatu dengan prajurit PETA untuk menyelesaikan tugas tertentu. Seiring perkembangan zaman, BIN kemudian merangkul beberapa pasukan besar terpilih mulai dari Kopasus hingga Densus 88.

Baca juga : Iran Hukum Mati Terduga Mata-mata CIA

Kualifikasi menjadi BIN

Melansir boombastis, Mirip dengan opsi rekrutmen anggota FBI, untuk menjadi intelejen BIN harus siap secara mental dan fisik, dan tentunya harus mengambil resiko. Pasalnya untuk menjadi seorang perwira intelijen tidak hanya harus memiliki kecerdasan dan kekuatan, tetapi juga harus siap menerima kejadian yang merugikan, termasuk ancaman pembunuhan dari banyak pihak yang merasa resah. Selain itu, personel intelijen harus menjaga rahasia dengan tegas dan tidak berbasa-basi. Tak heran, Badan Intelijen Negara hanya merekrut segelintir orang dari ribuan calon intelijen yang ikut seleksi.

Misi BIN

Badan Intelijen Nasional memiliki banyak kewenangan dalam menjalankan tugasnya. Tujuan penting dari tugas-tugas ini adalah untuk melindungi negara dari ancaman eksternal.

Tugas yang diberikan BIN antara lain penyadapan terkait tindak pidana nasional, secara diam-diam memeriksa aliran dana untuk mendeteksi kasus korupsi, termasuk menggali informasi mendalam tentang sasaran terkait ancaman nasional. Misalnya, aktivitas teroris dan aksi radikal yang mengancam negara.

BIN lebih jago Menyamar

Dalam teknik penyamaran, BIN lebih baik dari agen FBI dan CIA. Demikian pernyataan salah satu pengamat intelijen. Dia menegaskan, agen BIN bisa berpura-pura menjadi penyelundup bakso, perokok atau pedagang asongan untuk memancing pelaku kejahatan yang menjual barang selundupan. Apalagi, hasil tersebut memang mengungkap orang-orang dan alasan di balik motif kasus tersebut.

Personel intelijen Indonesia juga dinilai paling sabar dan fleksibel dalam menghadapi persidangan, seperti slogan-slogan mereka “sukses tak terpuji”, “kegagalan tak terkutuk”, “hal-hal yang sudah kehilangan harapan”, dan “tewas tak teridentifikasi”.

Baca juga : Manfaat yang Didapat Dari Komunitas Bantuan Air

Gayatri diduga Agen BIN

Saat melihat sosok Gayatri, sangat disayangkan jika gadis penguasa 12 bahasa asing ini meninggal di usia yang masih sangat belia. Cerita Gayatri tidak berhenti sampai di sini, karena ada beberapa bukti bahwa Gayatri adalah dakwaan Intelijen BIN.

Menurut ayahnya, Gayatri memang ikut latihan menembak bersama personel intelijen lainnya.

Yang jelas saya temukan foto Gayatri berseragam militer, perempuan Indonesia pintar bernama Gayatri, menguasai 12 bahasa dan biasanya berhubungan dengan BIN. Banyak peristiwa yang membuktikan hal tersebut, mulai dari foto dirinya berseragam hingga rumor tentang Gayatri yang diminta mengganti namanya untuk menghindari hal-hal yang tidak perlu.

Tak hanya itu, wanita cantik ini juga mendapatkan semacam pelatihan militer. Sayangnya, wanita super berbakat ini meninggal sangat dini.

Meski BIN bersikukuh dengan slogan “tidak dipuji, tidak diejek, tidak diinginkan, hilang, tidak diakui, mati”, namun menjadi salah satu dari mereka terasa sangat membanggakan. Negara tidak hanya memberikan jaminan finansial untuk itu, tetapi juga akan memiliki rasa berpartisipasi dalam melindungi negara yang tidak dapat diperoleh banyak orang.