Jejak-jejak CIA di Indonesia

Jejak-jejak CIA di Indonesia – Pada dini Januari 2010, Tubuh Reserse Pidana Markas Besar Polri( Bareskrim Mabes Polri) membekuk seseorang agen CIA, yang namanya aslinya Robert Marshall Reid. Pria itu mempunyai perawakan tidak pantas semacam cerminan seseorang agen intelijen dalam film- film penciptaan Hollywood.

Jejak-jejak CIA di Indonesia

 

eyespymag – Bob Marshall, sedemikian itu Robert Marshall Reid diucap dalam pemberitaan alat massa kala itu, ditafsirkan mempunyai perawakan besar langsing. Umurnya 56 tahun serta memiki rambut putih perak. Ia dibekuk kala membuat paspor di wilayah Bogor, Jawa Barat.

Dikutip dari tirto, Penahanan oleh aparat imigrasi sudah menguak tabir wujud Bob Marshall sesungguhnya. Satu hari sehabis dititipkan dalam narapidana Markas Besar Polri, dikenal bukti diri Bob yang bertugas buat CIA. Corak kehadiran Bob tanpa bukti diri sah serta terletak di Indonesia membuat timbul pemikiran bila pria langsing itu lagi melaksanakan tujuan spionase. Kepolisian juga memahami corak tujuan Bob serta keterkaitannya dengan biro rahasia Amerika itu.

Dari memo imigrasi kala itu, Bob Marshall melaksanakan kamuflase bukti diri. Ia mempunyai Kartu Ciri Masyarakat( KTP) Jakarta. Pada imigrasi dikala tanya jawab pembuatan paspor, Bob berterus terang generasi Inggris. Sebab keganjilan akta pembuatan paspor ini, Imigrasi Indonesia memberi tahu kehadiran Bob pada Kantor Kedubes Amerika di Jakarta.

Baca juga : Mengenal Avril Haines, Pemimpin Badan Intelijen AS (CIA)

Belum lama dikenal, Bob Marshall ialah buronan 3 negeri, ialah Amerika, Inggris serta Rusia. Ia diprediksi ikut serta manipulasi akta, pemasaran senjata api serta permasalahan lihat kosong. Bob jadi buronan semenjak tahun 1974. Sepanjang dalam pelarian, Bob diakui mempunyai 50 paspor ilegal dari bermacam negeri.

” Sebab, Robert Bob Marshall merupakan buronan CIA ataupun tubuh intelijen Amerika Sindikat serta interpol semenjak 1974. Kejari Kota Bogor menyangka masalah ini merupakan masalah tingkatan berarti, alhasil mengajukan sebagian persyaratan,” tutur Kepala Kantor Imigrasi Bogor, Ibrahim Alim, semacam diambil dari Antara.

Tetapi, dakwaan Bob jadi agen CIA hingga dikala ini tidak sempat terjawab. Kedutaan Besar Amerika juga tidak menanggapi keikutsertaan Bob Marshall dalam CIA. Sampai Bob dideportasi oleh Penguasa Indonesia, dakwaan melaksanakan spionase serta mengawasi Indonesia tidak sempat disangkalkan. Kala itu Bob cuma melawan atas dakwaan melanggar Hukum Keimigrasian. Keikutsertaan Bob jadi agen CIA di Indonesia hingga dikala ini sedang jadi rahasia. Permasalahan spionase ini juga menguap dari pemberitaan.

” Amerika lalu memantau Indonesia dalam penanganan masalah ini,” ucap Ibrahim Alim.

Spionase CIA di Indonesia

Jejak spionase CIA di Indonesia memanglah bukan perihal terkini. Buku- buku yang mangulas pertanyaan penggalangan serta spionase CIA sudah banyak diterbitkan.“ Legacy of Ashes, the History of CIA” buatan Regu Weiner, wartawan The New York Times salah satunya. Juara Pulitzer itu membahas rinci aktivitas spionase CIA di Indonesia serta membuat gempar tanah air, sehabis novel itu diterbitkan ke dalam versi bahasa Indonesia.

Novel itu mengatakan Adam Raja, mantan Menteri Luar Negara yang pula Delegasi Kepala negara Indonesia ketiga selaku agen CIA. Owner julukan komplit Adam Raja Batubara itu direkrut jadi agen CIA oleh Clyde Mcavoy, seseorang opsir besar CIA. Dalam suatu tanya jawab pada tahun 2005, Clyde membenarkan bila CIA merekrut Adam Raja buat dijadikan agen untuk melaksanakan pembedahan spionase di Indonesia.

“ Ia merupakan administratur Indonesia paling tinggi yang sempat kita memanfaatkan,” tutur Clyde Mcavoy.

Weiner apalagi menjabarkan keterangan lebih dalam mengenai spionase CIA dengan merekrut administratur besar di rezim Indonesia. Pada medio Oktober, saat sebelum insiden makar G- 30- S berjalan, CIA membuat penguasa bayang- bayang di Jawa Tengah. Para elitenya merupakan Baginda, Adam Raja serta pula Soeharto. Apalagi dalam bulan itu, terdapat suatu pertemuan rahasia antara orang aba- aba Adam Raja dengan atase politik Kedubes Amerika di Jakarta. Dalam pertemuan itu, Bob Martens mengajukan suatu catatan sasaran tokoh- tokoh komunis di Indonesia yang dirangkumnya dari suatu pesan berita beraliran komunis.

Pembedahan menggosongkan pandangan hidup komunis juga dilancarkan dari bayaran diserahkan oleh CIA. Buat menyembunyikan pengiriman anggaran, CIA membuat kegiatan serupa alias dengan angkatan dengan metode menjual obat- obatan.

Lewat almarhum Kepala negara Soeharto yang kala itu berkedudukan Utama Jenderal, pembedahan antiPKI dicoba. Terjalin pembunuhan megah kepada orang yang dituding komunis. Penumbangan pemerintahan Soekarno juga berjalan dengan pertumpahan darah. Hingga dikala ini, peristwa itu sedang jadi memo gelap yang tidak sempat terbongkar siapa dalang pembantaian masal serta penghilangan menuntut itu.

Atas jasanya jadi agen intelijen, Adam Raja juga menemukan aplaus dari Delegasi Kepala negara Amerika Sindikat Hubert H Humprey selaku orang pintar yang sempat ia temui. Berkah sokongan Amerika pula, Adam Raja diucap sempat bersandar jadi Pimpinan Konferensi Biasa Perserikatan Bangsa- Bangsa.

Dari Komunisme ke Terorisme

Spionase CIA di Indonesia memanglah tidak sempat menyudahi dalam mempraktikkan akibat mereka dalam bumi intelijen. Sehabis berhasil dengan pembedahan pembinasaan pandangan hidup komunis, saat ini biro rahasia kepunyaan mamak Sam itu beruntun melaksanakan pembedahan intelijen penangkalan terorisme. Itu ialah ekor dari kejadian 11 September 2001 yang menjatuhkan World Trade Center( WTC), yang membuat negeri itu beruntun mengajak intelijen rute negeri untuk melaksanakan alterasi data.

George Walker Bush merupakan Kepala negara Amerika sangat beruntun menaburkan duit pertanyaan ini. Ia juga tidak sempat mengikuti jeritan warganya atas agresi tentara ke Afganistan yang banyak memakan korban awam. Selaku negeri adidaya, Amerika pasti akan membagikan pengaruhnya ke negara- negara lain, tidak lain di Indonesia.

Terlebih Indonesia pula sempat hadapi kelakuan seragam, ialah timbulnya wabah terorisme. Diawali dari bom di malam Natal serta mempunyai asal usul suram pertanyaan bahaya teror, Badan Telik Isyarat di dasar kepemimpinan AM Hendropriyono juga melaksanakan kegiatan serupa dengan AS. Tahun 2002, pembedahan inteljen penahanan Umar Angkatan laut(AL) Faruq sukses dicoba sehabis terdapat data dari CIA. Pada dikala itu, Umar Angkatan laut(AL) Faruq, salah satu figur terorisme Asia Tenggara dibekuk oleh BIN.

Umar Angkatan laut(AL) Faruq setelah itu diterbangkan oleh CIA ke AS. Aroma pembedahan intelijen inipun terbuka. BIN diprediksi meletakkan agen mereka dalam badan Mujahidin Indonesia. Penyerahan Faruq juga jadi ciri pertanyaan, terlebih orang yang diucap tangan kanan Osama Bin Laden itu dikenal pula melaksanakan serangkaian kelakuan terorisme di Indonesia. Belum lama terkini dikenal, bila sejatinya terdapat pembedahan intelijen dibalik penahanan Angkatan laut(AL) Faruq di wilayah Bogor, Jawa Barat.

Baca juga : Sejarah Pembentukan Badan Intelijen Pusat AS (CIA) Yang Harus Anda Ketahui

Mantan Delegasi Kepala BIN As’ angkatan darat(AD) Said Ali, membetulkan pertanyaan andil badan telik isyarat yang sempat ia pimpin dibalik penahanan Angkatan laut(AL) Faruq. Bagi As’ angkatan darat(AD), kerjasama dengan CIA tidak lain aksi antiterorisme yang digaungkan oleh Amerika.

“ Penahanan itu jadi hasil untuk BIN,” ucapnya dikala berbicara dengan tirto. id, Selasa kemudian. Ia juga menerangkan, sampai dikala ini, kerjasama intelijen rute negeri juga sedang dicoba buat menghindari kelakuan terorisme. Untuk menghindari perihal itu, Indonesia pula menghasilkan produk anak berbentuk Hukum Anti Terorisme.